Hari ini gue di SaSya
(safari syawal) it’s so make me melting. You know why? Because there are any
kesan kesan yang membuat gue terharu. Di sini, di Asrama MAN Kota Kediri 3, mengajari banyak hal yang belum pernah gue dapatkan
sebelumnya. Yaitu arti sebuah kekeluargaan yang sangat berarti. Jujur hidup di
asrama terkadang membuat ku sangat merindukan keluarga dan suasana di rumah
gue. Tapi di sini, di asrama , mereka,,, mulai dari kakak-kakak kelas yang
mengajari gue arti sebuah kekeluargaan dan penting-nya hal tersebut. Kumpul
bareng, cerita bareng, saaling berbagi satu sama lain.
Awalnya sih,, kesan pertama gue di asrama gue merasa agak
aneh. Jujur seumur-umur gue belum pernah namanya hidup di asrama ataupun pondok
dan semacamnya.
Tapi dari kecil yah lumayan...gue agak bisa dibilang mandiri
sih (agak lhooh).
Mekipun gue terkenal anak yang alay semenjak gue MI
(Madrasah Ibtidaiyah/sejajar dengan SD) tapi entah kenapa gue gak bisa dibuat dengan
mudahnya melting (iiuuh lebay). Yah alhamdulillah gue sekarang bisa menjadi
anak yang lebih tegar berkat didikan orangtua gue..
Terkadang juga gue sering lihat teman gue asrama yang
se-angkatan gue yang sering nangis tuh juga gue pikir ihhhhhh allay banget sih
padahal kan rumaahnya cuman Blitar,, Kok sampe segitunya sih,,gue aja yang
rumahnya di Panggul-Trenggalek nggak sampai segitunya,, yahh biasa aja. Padahal
dia setiap akhir pekan bisa pulang,,nah gue? Nggak kan... Lagipula kalau gue
udah nggak mau mencoba untuk berada jauh dari orangtua,, gimana dengan gue
kelak di bangku kulih? Nggk masuk akal kn kalau gue harus tetep jadi anak
mamy/papy. Bisa-bisa karena nggak terbiasa dengan hal itu bisa menjadi drop and
nggak konsentrasi dalam belajar. Kan nggak asyik kalo hal itu terjadi. Karena
masa-masa itu adalah masa yang sangat penting untuk bekal hidup kita kelak.
Dari pemikiran di atas gue jadi bisa berpikiran lebih dewasa
bahwa ternyata orangtua gue adalah yang terbaik dari semua yang terbaik. Mereka
mampu mendidik gue dengan penuh kelembutan dan kasih sayang mereka tanpa harus
memberikan semua yang aku minta,, tapi mereka memberikan perhatian yang tulus
yang mememg mungkin tidak terlihat dari cara mereka memandang tapi gue bisa
merasakan betapa leembutnya kasih sayang yang mereka berikan. Mereka memberikan
ilmu, pengertian, pengarahan, penegasan, ketidak bebasan yang membuat ku bablas
dan terjerumus dalam jurang pergaulan. Mereka bukan seorang malaikat yang
berwujud manusia. Tapi mereka seorang manusia yang berhati malaikat. Dan mereka
tidak memberikan apa yang aku inginkan, tapi mereka berikan apa yang aku
butuhkan
0 komentar:
Posting Komentar