Hey semua, gue mau cerita nih. Tau gak hari ini gue lagi
galau banget. Huh pasti gak ada yang tahu taow (dibaca lebay)? Gimana sih
kalian kok gak peka banget sama gue. Temen gue bukan noh? Huh?
Dulu gue pas di MTs itu, jujur awalnya gak pure dari
suara hati gue yang paling dalem. Tapi itu semua karena desakan dari orang tua
gue dan guru-guru gue tercinta. Dan akhirnya dengan keadaan yang lumayan belum
ikhlas gue masuk di salah satu MTs di tempat dimana gue tinggal. Padahal
awalnya sejak gue di MI (Madrasah Ibtidaiyah/setara dengan SD) gue pengen
banget suatu saat gue bisa nglanjutin di salah satu SMP favorit di sana. Karena
gue pikir SMP 1 itu lebih baik daripada MTs. Padahal pada dasarnya mereka itu
adalah sekolah yang sama-sama unggul. Terbukti dengan prestasi mereka yang
berimbang.
Gue mencoba menjalani semua itu dengan enjoy karena udah
banyak kenalan yang gue temu di sana. And pada suatu hari saat ada pembagian
kelas itu betapa hancurnya hati gue karena gue masuk di kelas “D”. Kelas yang benar-benar
gak gue inginkan dan gak pernah masuk dalam mimpi-mimpi gue. Gue kecewa, sedih
sampe’ air mata yang gak bisa gue tahan itu akhirnya tertetes juga. Alay sih
memang, parno memang menurut kalian semua. Tapi jika kalian semua tahu makna
yang begitu besar itu semua buat gue. Sesuatu yang ingin gue berikan kepada
orangtua gue. Gue tahu perjuangan mereka yang gak mudah selama ini dan itu
semua buat gue semata. Dan hanya dengan kesuksesan gue, balasan yang bisa gue
persembahkan untuk beliau semua selama ini.
Gue ngrasa gak bodoh-bodoh amat dulu waktu di MI, tapi kenapa
anak yang peringkatnya jauh dari gue bisa masuk di kelas “A”. Sejak saat itu gue menjadi pribadi yang cuek,
egois, dan pelit. Gue paling gak pernah mau berbagi ilmu dengan siapapun.
Karena gue takut mereka jadi lebih bisa dari gue. Dan bisa merenggut apa yang
seharusnya gue dapat. Jahat emang. Gue juga berpikir demikian. Tapi pada saat
itu gue gak pernah sempet berpikir tentang kelakuan gue sendiri. Gue pikir gue
yang paling bener. Dan gue juga berpikir kalo apa untungnya juga gue bantu
mereka, ga ada untungnya kan? Malah buang-buang waktu gue aja. Tanpa mereka gue
juga bisa. Gue bener-bener jahat waktu itu.
Dan kini gue sekarang tahu betapa sakitnya di begituin. Emang
harus ya anak (pinter) itu bersikap demikian? Gue sekarang lagi ngrasain di
posisi temen gue yang pernah gue dholimi. Ya, gue sekarang sekolah di MAN KOTA
KEDIRI 3 dan gue bisa masuk di kelas unggulan sekolah favorit itu. Well, emang
semua itu adalah impian gue dari awal dan mungkin ini jawaban gue yang sempet
tertunda waktu gue di MTs dulu.
Di kelas gue ini, gue akui semua anaknya emang TOP BGT (top
banget) gue harus ekstra kkeras dapetin angka sempurna. Karena kalian tahu
sendiri kan kalo di sini persaingan itu sangat ketat. Dan selisih nilai pun
hnya terhitung koma (,). Gue ngrasa ada di posisi paling rendah saat ini. Tapi
gue coba berusaha paham dari temen gue yang gue anggap lebih pinter dari gue.
Tapi gue salah, ga mendapat kepahaman tapi gue malah dapet perilaku yang gak enak
dari mereka. EGOIS. Apakah semua orang
pinter itu harus EGOIS sih???
1 komentar:
alay
Posting Komentar